Pengumpulan Data Penelitian dalam melakukan Penelitian Sosial

Pengumpulan Data Penelitian dalam melakukan Penelitian Sosial - Apabila data penelitian sudah diperoleh, langkah berikutnya adalah pengolahan data atau analisis data. Pada dasarnya, pengolahan data penelitian ini tergantung pada jenis datanya. Jika data itu berupa angka-angka, maka data itu dianalisis dengan statistik, dan penelitian ini disebut penelitian kuantitatif. Akan tetapi, jika penelitian itu bukan berupa angka-angka, melainkan pernyataan dengan kata-kata atau tindakan, maka analisisnya tidak perlu menggunakan statistik, dan penelitian ini termasuk penelitian kualitatif.

Pengumpulan Data Penelitian dalam melakukan Penelitian Sosial

Pengumpulan data dalam penelitian dapat dilakukan melalui cara-cara berikut ini:

1. Melalui tes sebagai instrumen penelitian

Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Pengumpulan Data Penelitian dalam melakukan Penelitian Sosial
Pengumpulan Data Penelitian dalam melakukan Penelitian Sosial

Tes sebagai instrumen penelitian terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut:
  • Tes buatan guru, Tes buatan guru yaitu tes yang disusun oleh guru dengan prosedur tertentu dan belum mengalami uji coba berkali-kali sehingga tidak diketahui ciri-ciri kebaikannya.
  • Tes standar, Tes standar yaitu tes yang telah tersedia di lembaga tes dan sudah terjamin keampuhannya. Jadi, tes standar merupakan tes yang sudah mengalami uji coba berkali-kali dan dianggap cukup baik.

Selain itu, proses pengumpulan data juga dilakukan melalui kegiatan observasi, wawancara, kuesioner, atau angket.

2. Analisis Isi Media Massa

Sumber data dalam penelitian dapat diperoleh juga melalui media massa, seperti surat kabar, majalah, tabloid, radio, dan televisi. Pengumpulan data melalui media massa ini dapat dilakukan dengan merekam bila data berasal dari media elektronik, dan menulis atau mencatat kembali jika data berasal dari media cetak.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan penelusuran dan penelaahan literatur. Kegiatan ini sangat diperlukan dalam melakukan penelitian, dan dianggap sebagai suatu bentuk survei terhadap data yang telah ada, tanpa memandang jenis metode penelitian yang dipilih.

Studi kepustakaan juga dapat dilakukan pada saat sebelum atau sesudah pemilihan masalah penelitian. Bila dilakukan sebelum pemilihan masalah penelitian maka studi kepustakaan berguna untuk mendapatkan ide-ide terbaru, untuk diangkat menjadi bahan atau masalah penelitian. Selain itu juga dapat digunakan sebagai sumber untuk mencari data sekunder yang mendukung penelitian.

Berdasarkan klasifikasinya data dibedakan menjadi:
a. Menurut cara memperolehnnya, terdiri atas:
  1. Data primer, Data primer merupakan data yang diperoleh dari tangan pertama dan diolah oleh organisasi atau perorangan. Pengambilan data meliputi teknik wawancara, observasi, yang dirancang sesuai dengan tujuannya, bersifat langsung sehingga sifat akurasinya tinggi.
  2. Data sekunder, Data sekunder merupakan data yang diperoleh suatu organisasi atau perorangan yang diperoleh dari pihak lain yang telah mengumpulkan dan mengolahnya.
b. Menurut waktu pengumpulannya data terdiri atas:
  1. cross-section, cross-section merupakan data yang dikumpulkan pada waktu tertentu memberikan gambaran keadaan waktu itu.
  2. Time series, Time series data merupakan data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau pertumbuhan.
c. Menurut sifatnya, data dibagi menjadi:
  1. Data kualitatif, Data kualitatif merupakan data yang tidak berbentuk angka.
  2. Data kuantitatif, Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka.
d. Menurut sumbernya data dibagi menjadi:
  1. data internal, data internal merupakan data yang menggambarkan keadaan di dalam suatu organisasi, seperti negara, perusahaan, dan sebagainya.
  2. Data eksternal, Data eksternal merupakan data yang menggambarkan sesuatu diluar organisasi.
Beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan dalam proses pengumpulan data ialah sebagai berikut:
  1. Seleksi data yaitu memilih data yang valid (sah, berlaku) dan yang paling erat berhubungan dengan inti masalahnya.
  2. Dari sumber pertama atau asli sifatnnya sedapat mungkin hendaknya diusahakan mencari dan mendapatkan data dari sumber aslinya, sedikit mungkin mengambilnya dari sumber informasi sekunder , ketiga, dan seterusnya. Sebab, pada umumnya, ide-ide yang diceritakan kembali ataupun dikutip lagi itu akan kehilangan arti, nilai, dan orsinalitasnya.
  3. Saat data ditulis atau diceritakan atau dikeluarkan apabila ada tulisan lama, maka harus ditinjau dan diinterpretasikan kembali dalam kegiatannya dalam konteks sosial yang baru dan perkembangan teknologi yang muktahir sekarang.
  4. Membuat catatan-catatan data untuk memudahkan pelaksanaan penelitian, perlu dibiasakan untuk membuat catatan data secara seksama dan cermat.
  5. Koreksi, revisi, dan modifikasi atau pengubahan perlu kiranya diadakan koreksi, revisi, dan modifikasi terhadap data informatif dan permasalahannya selama proses pengumpulan data, hendaknya kita menghadapi masalahnya dan menganalisanya dengan hati dan pikiran terbuka.

Data penelitian dikumpulkan baik lewat instrumen pengumpulan data, observasi, maupun lewat data dokumentasi. Data yang harus dikumpulkan mungkin berupa data primer, data sekunder, atau keduanya.

Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variable yang diteliti. Tujuan untuk mengetahui haruslah dicapai dengan menggunakan metode atau cara-cara yang efisien dan akurat.

Dari segi interpresentasinya, data penelitian dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu data yang bersifat faktual dan data yang bersifat bukan faktual. Data faktual adalah data yang diperoleh dari subjek, berdasarkan anggapan bahwa memang subjeklah yang lebih mengetahui keadaan sebenarnya dan pihak penelitian berasumsi bahwa informasi yang diberikan oleh subjek adalah benar, sedangkan data yang bersifat bukan faktual adalah data mengenai subjek penelitian yang perlu digali secara tidak langsung lewat cara-cara pengukuran dikarenakan subjek penelitian biasanya tidak mengetahui faktanya. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui studi kepustakaan, menggunakan daftar pertanyaan (angket), wawancara, observasi, dokumentasi, dan analisis media massa.

   Baca Juga:

4. Observasi

Dalam pemahaman yang sempit, observasi dapat diartikan sebagai memperhatikan sesuatu hanya dengan mata telanjang, misalnya mengamati bulan purnama. Dalam suatu penelitian, observasi meliputi kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dengan tes, angket, rekaman gambar, dan rekaman suara sehingga observasi merupakan pengamatan dalam metode ilmiah. Pengumpulan Data Penelitian dalam melakukan Penelitian Sosial.

Beberapa cara yang biasa dilakukan dalam observasi antara lain sebagai berikut:
a. Membuat catatan anekdot, Membuat catatan anekdot yaitu catatan informasi yang digunakan pada waktu mengadakan observasi dan berisi suatu gejala atau peristiwa misalnya tingkah laku manusia yang diperoleh dalam pengamatan bebas.
b. Membuat daftar cek, Membuat daftar cek yaitu aftar yang berisi catatan setiap faktor secara sistematis.

5. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan atau data dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya (si peneliti) dan responden. Wawancara berbeda dengan percakapan sehari-hari, karena:
  • Pewawancara dan responden pada umumnya belum saling mengenal;
  • Pewawancara selalu bertanya;
  • Responden selalu menjawab;
  • Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti alur pembicaraan;
  • Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan pada suatu jawaban.

Menurut tujuannya terdapat dua macam wawancara yaitu:
a. wawancara survei, wawancara survei yang bertujuan mencari data untuk suatu populasi tertentu;
b. wawancara diagnistik, wawancara diagnistik yang bertujuan mendiagnosis seseorang tentang masalah yang dihadapi.

Pada saat melakukan wawancara, pewawancara harus memiliki sikap-sikap sebagai berikut:
  1. Netral, dengan cara tidak memberikan reaksi dan bentuk apa pun terhadap jawaban yang diberikan responden.
  2. Adil, pewawancara harus memperlakukan semua responden sama, tidak memihak agar responden merasa aman dalam memberikan jawaban atau keterangan.
  3. Ramah dalam mewawancarai, pewawancara harus selalu bersikap ramah dengan wajar, tanpa dibuat-buat, segar dan berpenampilan rapi serta menarik.
  4. Hindari ketegangan, pada saat wawancara hindarilah ketegangan dan hilangkan kesan seolah-olah responden sedang diuji, agar responden tidak merasa tegang.
Seorang peneliti sebaiknya mengikuti langkah-langkah pelaksanaan wawancara, yaitu:
a. Membuat pedoman wawancara;
Terdapat dua macam pedoman wawancara, yaitu sebagai berikut:
  1. Pedoman wawncara tidak berstruktur, Pedoman wawncara tidak berstruktur merupakan pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar wawancara.
  2. Pedoman wawancara berstruktur, Pedoman wawancara berstruktur merupakan pedoman wawancara yang disusun secara terinci. Butir-butir pertanyaan telah dipersiapkan dan pewawancara tinggal memberi tanda cek.

b. Menetapkan sampel sesuai dengan tujuan penelitian agar sampel benar-benar memiliki informasi yang dibutuhkan.

c. Latihan wawancara untuk pewawancara dan instrumen pelaksanaannya.

6. Analisis Media Massa

Televisi, radio, koran merupakan media massa yang dapat dijadikan sebagai sumber data. Berita-berita yang diperoleh tersebut harus seleksi untuk memilih yang akan dipakai dalam penelitian. Berita-berita yang bagaimanakah yang dapat dijadikan data, yaitu:
a. beritanya aktual,
b. berita yang objektif,

b. berita yang objektif,
c. tidak memihak sehingga tidak menyesatkan pengumpulan data,
d. mengandung wawasan ilmiah.

Selanjutnya apabila berita sudah terkumpul, kita dapat mengindentarisasi data dengan pemberian kode, pembuatan matrik data, pembuatan tabulasi data dan penganalisisan data. Apakah perbedaan angket dan kuesioner?

Angket adalah daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan luang untuk menjawab bagi setiap pertanyaan. Sedangkan kuesioner adalah alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih.

7. Angket

a. Angket tertutup

Dikatakan angket dalam bentuk tertutup, apabila semua pertanyaan yang ada dalam angket tersebut jawabannya sudah disediakan, dalam arti responden tidak diberi kesempatan untuk menuliskan
jawaban yang tidak disediakan dalam angket tersebut. Angket seperti ini layaknya, jika anda sedang mengerjakan soal-soal dalam bentuk pilihan ganda, jadi semua jawabannya telah tersedia, tinggal
mengisi mana yang sesuai dengan pendapat responden.

Contoh Angket tertutup:
1. Penghasilan orang tua kalian dalam satu bulannya sebesar ....
a. Rp 700.000 – Rp 1.500.000
b. Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000
c. Rp 2.000.000 – Rp 3.500.000
d. Lebih dari Rp 3.500.000

2. Seorang siswa tidak naik kelas disebabkan oleh ....
a. tidak ada perhatian dari orang tua
b. malas belajar
c. sering tidak masuk karena kurang biaya
d. tidak suka dengan pelajaran

3. Agar pelajaran di kelas menjadi berhasil, guru harus ....
a. membawa siswa ke pengalaman belajar
b. cara mengajar yang tidak monoton
c. menggunakan beberapa metode dalam proses pembelajaran
d. siswa diajak aktif berfikir

Ketiga contoh daftar pertanyaan di atas jawabannya sudah tersedia sehingga responden atau orang yang akan mengisinya tinggal memilih mana jawaban yang menurutnya benar. Jadi tidak ada kesempatan bagi responden untuk mengisi jawaban lain selain yang telah disediakan. Pengumpulan Data Penelitian dalam melakukan Penelitian Sosial.

b. Angket terbuka

Angket terbuka adalah angket yang jawaban-jawabannya dalam daftar pertanyaan, sepenuhnya diserahkan kepada responden untuk mengisinya sesuai dengan data dan fakta yang dimiliki responden tersebut.
Contoh Angket terbuka:
  1. Penghasilan orang tua anda setiap bulan sebesar ....
  2. Agar kegiatan proses belajar mengajar berhasil, guru harus ....
  3. Seorang siswa tidak naik kelas disebabkan oleh ....
  4. Isilah kolom di bawah ini sesuai dengan data yang ada!
Contoh Angket terbuka
Contoh Angket terbuka

c. Angket kombinasi

Angket kombinasi merupakan angket dengan bentuk pertanyaan kombinasi antara angket tertutup dan angket terbuka. Dalam angket kombinasi, alternatif akhirnya dengan angket terbuka sehingga responden mempunyai ruang untuk memiliki jawaban lain. Contoh angket kombinasi, yaitu:

1. Menurut anda, tindakan apa yang harus dilakukan untuk menangani anak-anak jalanan?
a. Menyerahkannya ke bagian dinas sosial.
b. Melaporkan ke polisi
c. Memasukkannya ke rumah singgah untuk memperoleh keterampilan
d. .... (lainnya)

8. Daftar Cocok

Daftar cocok adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang suatu permasalahan yang berkaitan dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang disampaikan pada siswa. Pertanyaan-pertanyaan ini hendaknya bersifat singkat, tapi jelas. Alat ini dapat digunakan untuk kepentingan individu guru, siswa, atau kelompok. Contoh: Daftar cocok guru mengenai kebudayaan, bubuhkan sebuah tanda check (√) pada kolom yang tepat.
Daftar cocok guru mengenai kebudayaan
Daftar cocok guru mengenai kebudayaan

Skala Bertingkat

Skala bertingkat atau numerical scaling adalah alat pengumpulan data untuk mengukur karakteristik tertentu sebagaimana diharapkan muncul dalam arti siswa. Tipe ini merupakan rating scale yang paling sederhana baik bentuk maupun pengadministrasiannya yang dalam pelaksanaannya diikuti oleh angka yang menunjukkan kualitas keberadaan tersebut. Untuk mengembangkan alat eveluasi ini ada sejumlah kaidah yang harus diperhatikan dan dicermati oleh pengembang alat evaluasi.

Kaidah-kaidah tersebut sebagaimana dinyatakan oleh Asmawi Zaenul adalah sebgai berikut:

  1. Jumlah pertanyaan atau pernyataan haruslah terbatas, tetapi tetap dapat memberi gambaran yang utuh dari keseluruhan hal yang diukur.
  2. Angka untuk perangkat ratting scale harus mempunyai arti yang sama.
  3. Jumlah kategori angka yang digunakan supaya diusahakan cukup bermakna, tetapi tidak terlalu rumit sehingga tidak jelas lagi perbedaan arti satu angka dengan angka lainnya. Sebagai patokannya tidak lebih dari 7 kategori.
  4. Setiap pernyataan atau pertanyaan hendaknya hanya mengukur satu karakteristik atau satu komponen.
  5. Bila digunakan untuk mengukur suatu prosedur, sebaiknya pertanyaan atau pernyataan disusun secara urut dari yang termudah ke yang lebih sukar.

Contoh
Petunjuk: Berilah tanda (√) di bawah angka-angka yang ada di depan pernyataan. Angka tersebut mengandung makna sesuai dengan pendapatmu:
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = netral
4 = setuju
5 = sangat setuju

Skala Bertingkat (numerical rating scale)
SMA : ..........................................
Kelas : ..........................................
Nama Siswa : ..........................................
Tanggal : ..........................................
Waktu : ..........................................
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat ketaatan siswa

   No     Aspek yang diukur                              1     2    3   4    5
  1. Menyapa 
  2. Ketepatan datang ke sekolah 
  3. Keseriusan mengikuti pelajaran
  4. Kelengkapan atribut sekolah
  5. Keseriusan mengerjakan PR
  6. Melaksanakan piket di kelas
  7. Membersihkan papan tulis
  8. Ketepatan mengerjakan tugas
  9. Merokok di sekolah
  10. Bolos sekolah
Untuk mengetahui tingkat ketaatan siswa
Untuk mengetahui tingkat ketaatan siswa
Sekian penjelasan mengenai Pengumpulan Data Penelitian dalam melakukan Penelitian Sosial semoga dapat memberikan manfaat.